Museum UIN Ar-Raniry Gelar Seminar Menguak Khazanah Masa Lalu
Museum UIN Ar-Raniry Gelar Seminar Menguak Khazanah Masa Lalu - Selamat datang di blog Sejarah Aceh, Info kali ini adalah tentang Museum UIN Ar-Raniry Gelar Seminar Menguak Khazanah Masa Lalu !! Semoga tulisan singkat dengan kategori
Ar-Raniry !!
Atjeh !!
filologi !! ini bermanfaat bagi anda yang membutuhkan. Dan untuk anda yang baru berkunjung kenal dengan blog sederhana ini, Jangan lupa ikut menyebarluaskan postingan bertema Museum UIN Ar-Raniry Gelar Seminar Menguak Khazanah Masa Lalu ini ke social media anda, Semoga rezeki berlimpah ikut di permudahkan sang khalik yang maha kuasa, Selengkapnya lansung lihat infonya dibawah -->
BANDA ACEH – Museum Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry bekerja sama dengan CfAS dan HMJ Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Ar-Raniry mengadakan Seminar Daurah Sejarah di Auala Fakultas Adab dan Humaniora, Selasa 29 Maret 2016.
Acara yang mengangkat tema “Menguak Khazanah Masa Lalu, Membangun Masa Depan” ini turut dihadiri Wakil Walikota Banda Aceh, Zainal Arifin, Perwakilan Disbudpar Provinsi Aceh, Disbudpar Kota Banda Aceh, Majelis Adat Aceh (MAA), Pemerhati Sejarah, Dosen serta Mahasiswa dari berbagai Perguruan tinggi di Banda Aceh.
Seminar yang dipandu langsung oleh Dr. Nurkhalis tersebut menghadirkan pemateri, Hermansyah.
Dalam seminar tersebut, Hermansyah memaparkan sejumlah temuan-temuan perkembangan naskah kuno di Aceh, terutama naskah-naskah perang Aceh melawan Belanda.
“Penelusuran naskah-naskah Perang Aceh merupakan salah satu bagian dari kegiatan dalam memperingati perlawanan Aceh melawan Belanda sejak 143 tahun silam. Belanda mendeklarasikan pada dunia (Eropa) berperang dengan bangsa Aceh sejak 26 Maret 1873,” kata Hermansyah.
Hingga saat ini, Hermansyah mengaku telah mengidentifikasi sedikitnya 83 manuskrip atau naskah baik prosa atau pun syair (hikayat), seperti Hikayat Prang Sabi. Dari jumlah tersebut, beberapa manuskrip ada di Aceh, dan selebihnya di luar negeri, terutama Leiden.
“Kita sudah identifikasi 83 Naskah, 71 bentuk syair atau hikayat dan sisanya bentuk prosa, itu naskah tentang perang Aceh periode Belanda,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua HMJ Prodi Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) UIN Ar-Raniry, Fouzal Fahmi sangat mengapresiasi terselanggaranya seminar ini sebagai upaya dalam meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap manuskrip Aceh bahwa manuskrip itu adalah harga mati masyarakat Aceh.
“Alhamdulillah dengan ada acara yang mengangkat tipologi naskah naskah perang Aceh, mahasiswa semakin peduli terhadap manuskrip,” sebut Fouzal.
Untuk diketahui, Hermansyah merupakan salah seorang pengkaji manuskrip dan naskah-naskah klasik di Aceh sekaligus dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry, saat ini Hermansyah tercatat sebagai mahasiswa program Doktoral di Universitas Hamburg, Jerman.
Source: http://klikkabar.com/2016/03/29/museum-uin-ar-raniry-gelar-seminar-menguak-khazanah-masa-lalu/
Acara yang mengangkat tema “Menguak Khazanah Masa Lalu, Membangun Masa Depan” ini turut dihadiri Wakil Walikota Banda Aceh, Zainal Arifin, Perwakilan Disbudpar Provinsi Aceh, Disbudpar Kota Banda Aceh, Majelis Adat Aceh (MAA), Pemerhati Sejarah, Dosen serta Mahasiswa dari berbagai Perguruan tinggi di Banda Aceh.
Seminar yang dipandu langsung oleh Dr. Nurkhalis tersebut menghadirkan pemateri, Hermansyah.
Dalam seminar tersebut, Hermansyah memaparkan sejumlah temuan-temuan perkembangan naskah kuno di Aceh, terutama naskah-naskah perang Aceh melawan Belanda.
“Penelusuran naskah-naskah Perang Aceh merupakan salah satu bagian dari kegiatan dalam memperingati perlawanan Aceh melawan Belanda sejak 143 tahun silam. Belanda mendeklarasikan pada dunia (Eropa) berperang dengan bangsa Aceh sejak 26 Maret 1873,” kata Hermansyah.
Hingga saat ini, Hermansyah mengaku telah mengidentifikasi sedikitnya 83 manuskrip atau naskah baik prosa atau pun syair (hikayat), seperti Hikayat Prang Sabi. Dari jumlah tersebut, beberapa manuskrip ada di Aceh, dan selebihnya di luar negeri, terutama Leiden.
“Kita sudah identifikasi 83 Naskah, 71 bentuk syair atau hikayat dan sisanya bentuk prosa, itu naskah tentang perang Aceh periode Belanda,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua HMJ Prodi Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) UIN Ar-Raniry, Fouzal Fahmi sangat mengapresiasi terselanggaranya seminar ini sebagai upaya dalam meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap manuskrip Aceh bahwa manuskrip itu adalah harga mati masyarakat Aceh.
“Alhamdulillah dengan ada acara yang mengangkat tipologi naskah naskah perang Aceh, mahasiswa semakin peduli terhadap manuskrip,” sebut Fouzal.
Untuk diketahui, Hermansyah merupakan salah seorang pengkaji manuskrip dan naskah-naskah klasik di Aceh sekaligus dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry, saat ini Hermansyah tercatat sebagai mahasiswa program Doktoral di Universitas Hamburg, Jerman.
Source: http://klikkabar.com/2016/03/29/museum-uin-ar-raniry-gelar-seminar-menguak-khazanah-masa-lalu/
Demikianlah Artikel Museum UIN Ar-Raniry Gelar Seminar Menguak Khazanah Masa Lalu, Semoga dengan adanya artikel singkat seperti Informasi postingan Museum UIN Ar-Raniry Gelar Seminar Menguak Khazanah Masa Lalu ini, Anda benar benar sudah menemukan artikel yang sedang anda butuhkan Sekarang. Jangan lupa untuk menyebarluaskan informasi Museum UIN Ar-Raniry Gelar Seminar Menguak Khazanah Masa Lalu ini untuk orang orang terdekat anda, Bagikan infonya melalui fasilitas layanan Share Facebook maupun Twitter yang tersedia di situs ini.