Keadaan Jerman Pasca Perang Dunia II
Keadaan Jerman Pasca Perang Dunia II - Selamat datang di blog Sejarah Aceh, Info kali ini adalah tentang Keadaan Jerman Pasca Perang Dunia II !! Semoga tulisan singkat dengan kategori
History !! ini bermanfaat bagi anda yang membutuhkan. Dan untuk anda yang baru berkunjung kenal dengan blog sederhana ini, Jangan lupa ikut menyebarluaskan postingan bertema Keadaan Jerman Pasca Perang Dunia II ini ke social media anda, Semoga rezeki berlimpah ikut di permudahkan sang khalik yang maha kuasa, Selengkapnya lansung lihat infonya dibawah -->
A. Penyatuan Negara Jerman Pasca Perang Dunia II
Selepas habisnya Perang Dunia II di Eropa, Negara Jerman telah dibagi-bagi menjadi empat zona pendudukan. Ibu kota lama Berlin, sebagai pusat Dewan Kontrol Tentara Sekutu sendiri dibagi menjadi empat zona. Meskipun niat kuasa pendudukan adalah untuk mengawal Jerman bersama-sama dari tahun 1947, kedatangan Perang Dingin menyebabkan Perancis, Inggris dan Amerika Serikat menggabungkan zona-zona mereka ke dalam Republik Federal Jerman (dan Berlin Barat) pada 1949, tidak termasuk zona Uni Soviet yang kemudian menjadi Republik Demokratik Jerman (termasuk Berlin Timur) pada tahun yang sama. Selain itu, sejajar dengan syarat-syarat Konferensi Yalta pada Februari 1945, wilayah-wilayah timur Pomerania dan Silesia, serta separuh daripada selatan Prusia Timur, diberikan kepada Polandia dan separuh daripada utara Prusia Timur (kini dikenal sebagai Kaliningrad Oblast) diberikan kepada Uni Soviet.
Jerman Barat dan Jerman Timur kedua-duanya mengklaim sebagai pengganti sah bagi penduduk Kerajaan Jerman yang Lama (Deutsches Reich atau Jerman Raya). Bagaimanapun juga, Jerman Timur mengubah pendapatnya selepas itu, dan menyatakan bahwa Negara Jerman telah berhenti ada pada tahun 1945 dan bahwa kedua-dua Jerman Barat dan Jerman Timur adalah negara baru.
Rencana pertama untuk menyatukan bagi-bagian wilayah Jerman diajukan oleh Josef Stalin pada 1952 di bawah syarat-syarat sebagaimana yang kemudian diambil untuk Austria (lihat Perjanjian Negeri Austria). Ia memerlukan penciptaan satu Negara Jerman yang netral dengan sebuah perbatasan timur yang disebut sebagai Perbatasan Oder-Neisse dan semua pasukan bersekutu dipindahkan pada tahun yang sama. Pemerintahan Jerman Barat di bawah Kanselir Konrad Adenauer lebih menyukai integrasi lebih dekat dengan Eropa Barat dan meminta Penyatuan kembali dirundingkan dengan syarat pemilihan umum seluruh Jerman dan dipantau Dunia Internasional. Syarat ini ditolak oleh Uni Soviet. Satu lagi rencana Stalin ialah melibatkan Penyatuan kembali Negara Jerman dengan mengikuti perbatasan sesuai tanggal 31 Desember 1937 di bawah syarat bahwa Negara Jerman bergabung dengan Pakta Warsawa (Blok Timur).[1][9]
B. Pendudukan Jerman pada 1945
Mulai 1949 dan seterusnya, Republik Federal Jerman dibangun menjadi suatu negara barat kapitalis dengan sebuah "ekonomi pasar sosial" dan pemerintahan demokratis berparlemen. Pertumbuhan ekonomi berpanjangan bermula dalam 1950 dan menghasilkan satu "keajaiban ekonomi" 30-tahun (Wirtschaftswunder). Manakala di Republik Demokratis Jerman menubuhkan suatu pemerintahan otoriter dengan suatu gaya meniru ekonomi Uni Soviet. Walaupun Jerman Timur menjadi terkaya dan negara paling maju di Blok Timur, banyak dari warganya yang masih melihat ke Barat untuk kebebasan politik dan kemakmuran ekonomi. Pelarian orang Jerman Timur ke negara non-komunis melalui Berlin Barat menyebabkan Jerman Timur menegakkan satu sistem penjagaan perbatasan ketat (yang mana Tembok Berlin adalah bagian darinya) pada 1961 untuk mencegah pelarian massal ini.
Pada akhir Perang Dunia II pada tahun 1945, kota Berlin benar-benar dikelilingi oleh wilayah yang diduduki oleh pasukan Soviet. Wilayah ini resmi menjadi negara Jerman Timur pada tahun 1949. Kota Berlin sendiri dibagi menjadi Berlin Timur dan Berlin Barat. Berlin Barat diduduki oleh Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat kekuatan dan didukung oleh Republik Federal Jerman, yang dikenal sebagai Jerman Barat. Antara 1949 ketika Jerman Timur didirikan dan pertengahan 1961, setidaknya 2.700.000 orang Jerman Timur melarikan diri, lebih dari setengah dari mereka melalui Berlin Barat. Dibandingkan dengan negara-negara lain di Eropa Timur, Jerman Timur adalah negara komunis paling produktif antara 1949 dan 1961. Namun, Jerman Timur memiliki akses terbatas pada media Jerman Barat dan sadar bahwa standar hidup mereka secara substansial lebih rendah dari rekan-rekan mereka di Jerman Barat. Banyak orang di Jerman Timur meninggalkan GDR berharap menemukan peluang ekonomi yang lebih baik di Barat.
Pemerintahan Jerman Barat dan sekutu NATO-nya pada mulanya tidak mengakui Republik Demokratis Jerman (Jerman Timur) atau Republik Rakyat Polandia, mengikut Doktrin Hallstein. Hubungan antara Jerman Timur dan Jerman Barat senantiasa dingin sehingga Kanselir Barat Willy Brandt melancarkan pemulihan hubungan baik yang kontroversial dengan Jerman Timur (Ostpolitik) pada tahun 1970-an.
C. Runtuhnya Tembok Berlin
Tembok Berlin dibangun oleh Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur). Mulai dibina pada tanggal 13 Agustus 1961, tembok ini menjadi tirai besi dan menjadi garisan pemisah yang sepadan antara Jerman Barat dan Jerman Timur yang berada di Berlin. Tembok Berlin dibina oleh Jerman Timur yang dipimpin oleh Walter Ulbricht yang disetujui oleh pemimpin Rusia yaitu Nikita Khrushchev. Pembangunan pagar dimulai tahun 1961. Pagar berduri diperbaiki (1962-1965). Kemudian dibangun Tembok batu (1965-1975). Grenzmauer 75 (Border Wall 75) (1975-1989) . Tembok ini setinggi 3.6 meter dan 1.2 meter lebar. Tembok ini hampir menyamai fungsi Tembok Besar di China. Total pembangunan bekisar 16,155,000 mark Jerman Timur. Ada 116 menara pemantau, senjata-senjata otomatis bersensor dan 20 bunkers.
Sejak 1948 Jerman Barat dibangunkan kedalam negara negara kapitalis Barat yang berasaskan ekonomi pasaran bebas.Kerajaan demokrasi berparlimen dibentuk. Pertumbuhan ekonomi sejak 1950-an menunjukkan peningkatan yang mendadak berbanding dengan Jerman Timur yang mengamalkan sistem komunis, kerajaan autokratik dan berkhiblatkan komunis di Soviet Rusia. Ketika Jerman Barat semakin kaya hingga melebihi kebanyakan negara Eropa yang lain. Sedangkan warga Jerman Timur masih memperjuangkan kebebasan berpolitik dan pertumbuhan ekonomi.
Tembok ini dibangun sepanjang 45 km dijalankan pada hari ahad, 13 Agustus 1961 di sebelah bandar Berlin Timur. Pagi itu, pasukan tentera Jerman Timur dan pekerja awam mula mendirikan. Tetapi pada mulanya tidak melibatkan pihak Rusia, tetapi pada akhirnya tentara Rusia ikut andil. Tentara NVA dan KDA akan menembak siapa saja yang akan menyeberangi Tembok Berlin itu. Tembok Berlin, tembok benteng yang mengelilingi Berlin Barat, dikelola oleh bekas Republik Demokratik Jerman (GDR), umumnya dikenal sebagai Jerman Timur, sampai tahun 1989. Tembok Berlin adalah simbol yang sangat menonjol dari Perang Dingin, pasca-1945 perjuangan antara Uni Republik Sosialis Soviet (USSR) dan sekutunya, termasuk Jerman Timur, dan Amerika Serikat dan sekutunya.
Tujuan dibangunnya tembok Berlin untuk menghentikan orang-orang yang kabur dari Jerman Timur ke Jerman Barat. Orang-orang yang kabur biasanya tenaga kerja muda yang produktif dan profesional. Sehingga Republik Demokratik Jerman kekurangan tenaga ahli profesioanal yang dapat mengurangi pertumbuhan pembangunan pada negara Jerman Timur, sehingga menimbulkan kesan ekonomi yang lemah pada Jerman Timur. Penghijrahan dari golongan profesional pada tahun 1949 - 1961 setiap hari dinamakan "Grenzgeger". Golongan profesional ini membantu pendirian semula Eropa Barat sebagaimana Plan Marshall.
Selain itu kesejateraan ekonomi bagi masyarakat yang berada di Jerman Barat daripada perekonomian yang berada di Jerman Timur yang masih di sokong oleh Rusia, membuat orang-orang Jerman Timur berpindah ke Jerman Barat. Selain itu kebebasan berpolitik dan demokrasi yang berada di Jerman Barat lebih diinginkan oleh masyrakat yang berada di Jerman Timur. Dari hal tersebut banyak orang melarikan diri ke Jerman Barat sehingga kebanjiran pelarian tersebut dapat disekat oleh Tembok tersebut.
Pada Juni 1962 Jerman Timur hanya membangun pagar sepanjang 81 meter . Tetapi pada 1989 menjadi sepanjang 155 km dengan tembok batu . Dimana-mana rumah di atas Tembok Berlin telah bongkar dan dipindahkan. Banyak yang telah mencoba membuat terowongan agar dapat menyeberang ke Jerman Barat. Tetapi tentera Jerman Timur memasang perangkap tidak terlihat atau ranjau dan bom-bom. Banyak yang terbunuh dan dibunuh ketika mencoba memanjat dan melintasi Tembok Berlin.
Pembinaan tembok ini telah dimanipulasikan oleh Jerman Barat dan blok kapitalis untuk memberikan kesan buruk terhadap Jerman Timur dan sistem komunis. Sebaliknya ia menjadi kunci kekuatan kehidupan sebenar dasar komunis yang selalu tutup dan menutup kelemahan mereka dengan cara kekerasan. Komunis bermakna tirai besi atau hidup dalam tembok batu.
Proses liberisasi lewat 1980-an membawa kepada keruntuhan Kesatuan Rusia hingga membenarkan pendemokrasian Jerman Timur. Demonstrasi demi demonstrasi para pekerja telah dibenarkan di Jerman Timur kerana 1987 kemelesetan ekonomi dunia merosot begitu dalam. Kesatuan Sekerja mengambilalih corak kepimpinan kerajaan Jerman Timur dan mendesak Tembok Berlin diruntuhkan agar mereka mudah bekerja di Jerman Barat yang menyediakan lebih peluang pekerjaan.[2][10]
Pada tanggal 6–7 Oktober 1989, Gorbachev melawat Jerman Timur untuk memperingati hari ulang tahun Jerman Timur yang ke-40 dan mendorong para pemimpin Jerman Timur untuk menerima perubahan. Berhadapan dengan huru-hara, pemimpin Jerman Timur Erich Honecker telah dipaksa untuk meletakkan jabatan pada 18 Oktober 1989 oleh anggota Politburonya sendiri dan digantikan oleh Egon Krenz. Hal ini diikuti dengan pengunduran diri besar-besaran anggota kabinet Jerman Timur yang akhirnya jatuh pada tanggal 7 November. Lalu Gunther Schwabowski sebagai juru bicara pemerintahan Jerman Timur pada tanggal 9 November malam mengumumkan di televisi bahwa semua restriksi perjalanan ke Jerman Barat dihilangkan. Semula warga Jerman Timur kurang mengerti maksud pernyataannya. Setelah itu jutaan warga Jerman Timur berbondong-bondong pergi ke pos-pos perbatasan yang kemudian dibuka oleh para penjaga perbatasan. Setelah itu banyak warga Jerman baik Barat dan Timur memberanikan diri merusak Tembok Berlin. Peristiwa ini menjadi salah satu peristiwa berita mengesankan pada abad ke-20.
Pada waktu menteri Jerman Barat Genscher di Praha berpidato akan membawa sebagian masyarakat yang berada di kedutaan Jerman Barat di Praha dengan menggunakan kereta. Kemudian pada akhir 1989 mulai terjadi demonstran besar-besaran. Kemudian kompleksnya masyarkat, demonstran, polisi, dan politisi untuk membicarakan tentang bersatunya Jerman kembali tanpa ada kekerasan. Pada tanggal 9 November 1981 terjadi perlawanan demonstran dengan pihak militer kemudian pada pukul 10:30 malam massa yang begitu besar dapat melewati petugas perbatasan Jerman Timur dan membuka gerbang Jerman Timur. Pada akhirnya Tembok Berlin di buka pada tanggal 9 November 1989.[3][11]
Tembok ini runtuh dalam beberapa minggu saja, sedangkan pembinaannya mengambil masa beberapa tahun dan menelan kos yang tinggi. Akhirnya 3 Oktober 1990 penggabungan Jerman Barat dan Jerman Timur. Pertama kalinya sejarah Jerman revolusi damai merubah dunia dan runtuhnya Tembok Berlin merupakan simbol terbesar usainya perang dingin.
Negara Jerman secara resmi dipersatukan kembali pada tanggal 3 Oktober 1990 ketika enam negara bagian Jerman Timur (Bundesländer); Brandenburg, Mecklenburg-Vorpommern, Sachsen, Sachsen-Anhalt, Thüringen, dan Berlin bersatu secara resmi bergabung dengan Republik Federal Jerman (Jerman Barat), memilih salah satu dari dua opsi yang diterapkan dalam Konstitusi Jerman Barat (Grundgesetz). Maka dengan masuknya secara resmi lima negara bagian Jerman yang kembali didirikan ke Jerman Barat sesuai Pasal 23, lalu wilayah di mana Grundgesetz (Undang-Undang Dasar) berlaku diperluas untuk memuat mereka. Alternatifnya ialah bahwa Jerman Timur bergabung secara keseluruhan dalam rangka persatuan resmi antara dua negara Jerman, yang lalu antara lain harus membuat Konstitusi baru bagi negara yang baru saja didirikan. Meski opsi yang dipilih lebih sederhana, hal ini telah menjadi alasan adanya sentimen-sentimen tertentu di Timur bahwa mereka telah "diduduki" atau "dianeksasi" oleh Republik Federal Jerman yang lama (Jerman Barat).
Untuk memudahkan proses ini dan untuk meyakinkan negara-negara lain, Jerman Barat membuat beberapa perubahan kepada "Undang-undang Dasar". Pasal 146 diubah sehingga Pasal 23 dari konstitusi yang berlaku bisa dipakai untuk Penyatuan kembali. Lalu, jika lima "negara bagian yang telah didirikan ulang" di Jerman Timur sudah bergabung, maka Undang-Undang Dasar bisa diubah lagi untuk menyatakan bahwa tidak ada daerah Jerman lainnya yang ada di luar wilayah negara kesatuan yang belum bergabung. Namun konstitusi ini bisa diubah lagi di masa depan dan hal ini masih memungkinkan diambilnya sebuah konstitusi lain di masa depan oleh bangsa Jerman.[4][12]
Pada tanggal 14 November 1990 pemerintah Jerman menanda tangani sebuah perjanjian dengan Polandia yang menyangkut perbatasan mereka yang dikenal sebagai Perbatasan Oder-Neisse, dan demikian, melepaskan tuntutan mereka untuk Silesia, Pomerania, Danzig (Gdańsk), dan Prusia Timur. Bulan berikut, pemilihan umum bebas pertama bagi seluruh rakyat Jerman semenjak tahun 1932, diadakan. Hasil pemilu ialah mayoritas yang bertambah besar bagi pemerintahan koalisi Helmut Kohl.
Demikianlah Artikel Keadaan Jerman Pasca Perang Dunia II, Semoga dengan adanya artikel singkat seperti Informasi postingan Keadaan Jerman Pasca Perang Dunia II ini, Anda benar benar sudah menemukan artikel yang sedang anda butuhkan Sekarang. Jangan lupa untuk menyebarluaskan informasi Keadaan Jerman Pasca Perang Dunia II ini untuk orang orang terdekat anda, Bagikan infonya melalui fasilitas layanan Share Facebook maupun Twitter yang tersedia di situs ini.