Manajemen Humas Pendidikan
Manajemen Humas Pendidikan - Selamat datang di blog Sejarah Aceh, Info kali ini adalah tentang Manajemen Humas Pendidikan !! Semoga tulisan singkat dengan kategori
ilmu Manajemen !! ini bermanfaat bagi anda yang membutuhkan. Dan untuk anda yang baru berkunjung kenal dengan blog sederhana ini, Jangan lupa ikut menyebarluaskan postingan bertema Manajemen Humas Pendidikan ini ke social media anda, Semoga rezeki berlimpah ikut di permudahkan sang khalik yang maha kuasa, Selengkapnya lansung lihat infonya dibawah -->
A PENGERTIAN
Humas dapat diartikan sebagai suatu kegiatan usaha yang berencana yang menyengkut i’tikad baik, rasa simpati, saling mengerti untuk memperoleh pengakuan penerimaan, dan dukungan masyarakat melalui komunikasi dan sarana lain (media massa) untuk mencapai kemanfatan dan kesepakatan bersama. Manajemen humas pendidikan disebut juga manjemen komunikasi penidikan. Disini tentu saja pengertian ini berbea.Humas pendidikan menekankan hubungan, sedangkan komunikasi lebih menekankan kepada bentuk hubungan penyampaian informasi. Namun demikian dalam pembahasan ini boleh diartikan sama sekedar untuk memudahkan pembatasan permasalahan.
Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian berita dari suatu sumber berita kepada orang lain. Memberikan berita kepada orang lain merupakan proses pemindahan ide, penyampaian berita sendiri maupun ide dari orang lain.
Komponen-komponen dalam komunikasi adalah:
1. Sumber atau sumber berita
Adalah tempat yang menunjuk pada asal diperolehnya suatu gagasan atau ide. Sumber ini harus jelas, lengkap dan mudah dipahami.
2. Pengirim berita
Pengirim pesan atau ide diebut sebagai komunikator atau cooder. Pengirim berita dituntut suatu persyaratan bahasa yang harus baik. Bagi seseorang yang akan menyempaikan berita kepada orang lain, harus sehat, tidak dalam kegiatan setengah tidur, tidak gugup dan sebagainya.
3. Berita atau pesan atau isyarat
Berita yang disampaikan biasanya berbentuk simbol-simbol yang mengandung arti. Pesan tersebut dapat berupa:
Gerak: lambaian tangan, anggukan kepala, kerlingan mata, dan sebagainya.
Suara: dentuman meriam, klakson, dering, bahasa, dan sebagainya.
Benda: Tanda, tulisan, bendera putih, sabuk hitam, dan sebagainya
4. Media atau sarana penyampai berita
Yaitu benda yang digunakan untuk menyampaikan berita misalnya, surat kabar (untuk berita tertulis) bahasa bermakna, televisi (berita gambar dan suara), seorang penyanyi dan sebagainya.
5. Penerima berita (komunikasi)
Yaitu orang yang diberi berita atau orang yang menjadikan sasaran untuk dipengaruhi oleh pengirim berita. Dalam teori komunikasi antara pengirim berita dengan penerima berita harus ada kepentingan bersama, ada saling pengertian dan saling ketergantungan.
6. Tujuan komunikasi
Seseorang yang mengirim berita tentu saja mempunyai tujuan untuk mempengaruhi penerima pesan atau berita tersebut.
B.JENIS-JENIS HUMAS PENDIDIKAN
Humas pendidikan meliputi pembicaraan hubungan masyarakat luas yang pesanya berupa masalah-masalah pendidikan. Jadi dalam kegiatan humas terkandung suatu kegiatan komunikasi. Hmas pendidikan bukan hanya terjadi di sekolah saja, akan tetapi dapat menyangkut semua bentuk komunikasi tentang masalah pendidikan.
Pentingnya Humas Pendidikan dapat diterangkan sebagai berikut:
1. Humas merupakan suatu kegiatan yang sangat diperlukan dalam semua pelaksanaan pekerjaan yang memiliki sarana untuk mengenalkan diri kepada masyarakat luas tentang apa yang sedang dan akan dikerjakan.
2. Humas merupakan alat untuk menyebarkan gagasan kepada orang lain.
3. Humas dapat digunakan sebagai sarana untuk memperoleh bantuan yang diperlukan dari orang atau badan lain.
4. Humas mendorong usaha seseorang atau suatu badan untuk membuka diri agar diberikan masukan dengan kritik dan saran dari orang lain.
5. Humas memenuhi keingintahuan manusi dalam rangka memenuhi naluri untuk selalu berkembang.
Kegiatan humas selalu dengan komunikasi. Jika ditinjau dari segi komunikasi, maka dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Komunikasi formal
Yaitu komunikasi yang dilakukan oleh petugas-petugas yang ditunjuk oleh lembaga atau instansi untuk melakukan kegiatan humas. Kegiatan komunikasi formal ini dilakukan secara sistematis, terencana tujuanya dan dinyatakan dengan jelas.
2. Komunikasi informal
Yaitu semua pemindahan gagasan atau ide yang dilakukan melalui jalur yang tidak direncanakan terlebih dahulu. Komunikasi informal kadang mempunyai keuntungan antara lain:
a. Penyebaran inormasi dapat langsung kepada tujuanya karena tidak usah melalui prosedur tertentu.
b. Tidak mengenal batas-batas organisasi sehingga lebih fleksibel
c. Komunikasi berlangsung dalam suasana yang akrab, dengan lebih banyak penjelasan yang rinci yang akhirnya bermanfaat bagi kelancarn komunikasi formal.
d. Tidak mengenal batas waktu, artinya dapat dilakukan sewaktu-waktu 9tidak mengenal hari libur).
C. KOMUNIKASI PERSEKOLAHAN
Apabila sekolah dipandan sebagai suatu organisasi maka komunikasi yang terjadi dibedakan menjadi dua,yaitu:
1. Komunikasi internal
Yaitu komunikasi yang terjadi di dalam sekolah, yakni:
a. Antara kpala sekolah dengan guru
b. Antara kepala sekolah dengan siswa
c. Antara kepala sekolah dengan tata usaha
d. Antar guru dengan guru
e. Antara guru dengan sisiwa
f. Antara guru dengan tata usaha
g. Antara siswa dengan tata usaha
2. Komunikasi ekstrnal
Yaitu komunikasi yang terjadi antara sekolah dengan masyarakat yakni orang tua atau wali siswa dan masyarakat pada umumnya.
Ditinjau dari arah komunikasinya maka dapat dibedakn menjadi:
a. Komunikasi ke atas, yaitu komunikasi yang dilakukan oleh lembaga yang dituju. Isi komunikasi dapat berupa:
1. Laporan
Terdiri atas laporan perencanaan, misalkan pengajuan program kerja yang dibuat oleh sekolah kepada kepala bidang, usul kebutuhan sekolah, satuan pelajaran yang dibuat oleh guru yang ditujukan kepda sekolah dan sebagainya, dan laporan pelaksanaan program misalnya laporan penerimaan siswa baru, laporan pelaksanaan UAN dan sebagainya.
2. Informasi
Yaitu laporantentang kejadian-kejadian yang terjadi di sekolah yang tidak direncanakan terlebih dahulu, sebagai contoh misalnya: adanya kerusakan saluran air, ada siswa yang memenangkan lomba mengarang dan sebagainya.
3. Keluhan dan Saran
Dalam negara demokrasi terus terjalin suatu hubungan yang erat dan bebas antara atasan dengan bawahan. Oleh karena itu iklim demokrasi ini juga harus ditumbuhkan sebaik-baiknya. Adanya keluhan dan saran-saran dari bawahan bukan merupakan suatu yang hanya perlu diterima, tetapi juga perlu ditangani dan dilaksanakan sepanjang masih dalam batas-batas kewajaran.
b. Komunikasi ke bawah, yaitu komunikasi yang diberikan oleh atasan kepada bawahan dalam jalur organisasi. Komunikasi ke bawah terjadi :
· Dari mentri pendidikan dan kebudayaan kepada instansi di daerah, yaitu Kanwil Depdikbud.
· Dari keala Kanwil ke kepala bidang
· Dari kepala sekolah kepada guru-guru, tata usaha dan siswa.
Tujuan komunikasi ke bawah adalah untuk memberitahu, menyadarkan, mendorong, mempengaruhi, memerintahkan agar bawahan bersikap dan bertindak sesuai isi pesan dan tujuannya. Wujud komunikasi ke bawah yang berifat kedinasan yang datang dari departemen pendidikan dan kebudayaan maupun kantor wilayah Depdikbud selalu dalam bentuk tertulis, teguran, edaran, surat keputusan, pemberitahuan, pedoman dan lain sebagainya.
Disamping komunikasi menegak (vertikal) ada juga komunikasi horisontal, yaitu komunikasi yan dilakukan oleh sekolah dengan instansi-instansi lai yang bersifat resmi. Komunikasi jenis ini terbagi atas:
a. Komunikasi antara sekolah dengan instansi sejenis baik dalam lingkup yang khusus (antara SMK dengan SMK lainnya) maupun lingkup yang luas (antar SMK dengan sekolah lain bukan hanya STM) yang mempunyai tujuan sama
b. Komunikasi anatara sekolah dengan instansi lain yang tidak sejenis, misalnya antara sekolah dengan kantor telepon, bank, kantor keuangan dan sebagainya
D. KOMUNIKASI DALAM SEKOLAH
Bentuk-bentuk komunikasi dalam sekolah yaitu
1. Komunikasi antara kepala sekolah dengan guru, terjadi secara vertikal, mka arah komunikasi datang dari atas dan dari bawah atau komunikasi ke bawah dan ke atas.
Komunikasi ke bawah:
a. Pemberian petunjuk, memberikan tugas, pengarahan, penjelasan tentang pedoman pelaksnaan tugas, menjelaskan tentang tata kerja dan sebagainya.
b. Memberikan perintah, untuk memberikan suatu tugas di luar rutinitas, yang belum disebutkan dalam petunjuk pembagian tugas, dan perintah-perintah itu.
c. Memberikan informasi baik secara lisan maupun tulisan, melalui pengumuman maupun buku keliling atau edaran.
d. Pemberian pujian atau hadiah kepada guru yang telah melaksanakan tugas dengan baik
2. Komunikasi antara kepala sekolah dengan tata usaha
Wujud komunikasi ini juga seperti yang dilakukan oleh guru, dengan perbedaan pada jenis dan lingkup pekerjaannya
3. Komunikasi kepala sekolah dengan siswa, dapat dilakukan dengan tertulis (pengumuman, edaran, teguran, sangsi) maupun secara lisan (pengumuman teguran dan peringatan)
4. Komunikasi antara guru dengan guru
Hubungan kedinaan dapat berupa pertemuan dalam rapat sekolah, bekerjasama dalam membimbing kelompok, menyelesaikan tugas kelompok dan sebagainya. Hubungan tidak formal antar guru selain dimaksudkan untuk melancarkan pelaksanaan tugas bersama juga untuk mempererat kekeluargaan antara kawan yang satu dengan yang lain.
5. Komunikasi antara guru dengan tata usaha, hampir tidak ada yang bersifat formal, karena guru dan pegawai TU berkedudukan sederajat tetapi berbeda dalam jenis tugas. Jenis komunikasi yang dijalin banyak pada hal yang bersifat tidak formal, seperti dalam bentuk pertemuan dan kunjungan. Dalam kedinasan komunikasi di arahkan pada usaha kerjasama dalam mencapai tujuan bersama yakni membina dan mengembangkan sekolah.
6. Komunikasi anatara guru dengan siswa, dapat terjadi secara formal dikelas dalam proses belajar mengajar. Komunikasi tidak formal dimaksudkan untuk lebih memahami siswa agar dapat diketahui kelemahan, kelebihan, watak, karakter kebiasan dan hal yang diperlukan dalam kaitannya keuksesannya belajar siswa.
7. Komunikasi antara siswa dengan pegawai tata usaha, misalnya surat-surat keterangan, pembayaran SPP, pengambilan buku presensi, buku kelas dan lain sebagainya. Jika diklasifikasikan ada urusan yang menyangkut pengajaran dan ada pula yang menyangkut urusan sekolah.
8. Komunikasi antar siswa dengan siswa, dapat merupakan komunikasi yang formal (tetapi bukan dinas) yaitu jika terjadi didalam kelas dalam situasi belajar, tetapi lebih banyak yang bersifat non formal.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menunjang perkembangan masyarakat. Oleh karena itu masyarakat membutuhkan sekolah dan ikut bertanggung jawab atas pembinaan dan pengembangan sekolah. Yang dimaksud dengan masyarakat adalah orang, lembaga, badan pemerintah dan swasta, pasar, tokoh, dan lain sebagainya.
Dalam bagian ini pembicaraan akan difokuskan pada komunikasi antara sekolah denganorang tua murid berupa:
1. Tujuan kerjasama sekolah dengan orang tua siswa
Dengan dasar kesamaan tanggung jawab dan kesamaan tujuannya, maka usaha kerjasama bertujuan untuk:
a. Saling membantu dan saling mengisi. Dalam hal ini sekolah dapat memberikan informasi kepada orang tua mengena perkembangan ketakwaan kepada Tuhan YME, perkembangan kecerdasan dan ketrampilan, perkembangan budi pekerti, tingkah laku, pergaulannya serta kelemahan dn kelebihan siswa.
b. Bantuan keuangan dan barang-barang, misalnya uang transport, alat pelajaran, buku tulis dan buku pelajaran, dan sebagainya.
c. Untuk mencegah perbuatan-perbuatan yang kurang baik, misalnya tidak memasang reklame bioskopyang dapat merusak moral, tidak memutar film pada waktu pelajaran berlangsun, dan lain sebagainya.
2. Bentuk kerjasama
Usaha kerjasama antara sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan:
a. Melalui organisasi BP3 (Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan)
b. Melalui pertemuan misalnya dengan penyerahan siswa baru, wisuda, penyerahan rapor,dan pertemuan lain yang membicarakan perkembangan sekolah.
c. Melalui ceramah ilmiah, bazar, malam tutup tahun, dan sebagainya.
3. Bidang kerjasama yang digarap
Beberapa hal penting yang harus digarap dalam hubungan kerjasama antar sekolah dengan orang tua antara lain:
a. Bidang pendidikan mental, misalnya pengawasan terhadap siswa yang bolos, berbohong, tidak tertib, dan sebagainya.
b. Bidang pengembangan bakat: apabila ada bakat yang nampak menonjol dilakukan musyawarah bagaimana pengembanganya.
c. Bidang pengajaran, misalnya dalam mengawasi mengerjakan PR, tugas kelompok, keulitan belajar, kelambatan berfikir an lain sebagainya.
d. Pembinaan jasmani, misalnya penyakit yang diderita,kelainan, cacat slah satu angota tubuh, kidal, sering pingsan dan sebagainya
E. BENTUK-BENTUK HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT
1. Hubungan sekolah dengan orang tua siswa dan warga masyarakat. Bentuk hubungan ini bis individual dan juga organisatoris.
a) secara individual:
1) Oran tua datang ke sekolah untuk berkonsultasi maupun untuk pemecahan masalah anaknya
2) Secara sukarela orang tua datang kesekolah menyampaikan saran-saran bahkan sumbangan untuk kemajuan sekolah
b) Secara organisasi melalui BP3, oranisasi ini akan lebih efektif bila sekolah mampu menggerakkan dan memanfaatkan potensi yang ada dikalangan orang tua misalnya:
1) Para dokter untuk duduk pada seksi UKS bahkan untuk mendirikan poliklinik sekolah
2) Para tokoh pendidikan dan anggota masyarakat lainya dalam upaya peningkatan mutu dan merebut tempat pada sekolah yang lebih tinggi 9seksi peningkatan akademis) maupun untuk ketrampilan dan kurikulum muatan lokal.
3) Para insinyur untuk memeberikan saran-saran dalam pembangunan sekolah.
4) Para pejabat dalam bidang keamanan untuk peningkatan keamanan sekolah seperti penyuluhan tentang narkoba dan miras
5) Para profesional, pejabat dan pengusaha lainnya yang juga akan dengan sukarela membantu sekolah demi kepentingan anak-anaknya.
6) Para pemuka agama untuk peningkatan imtaq (iman dan taqwa).
2. Hubungan sekolah dengan alumni
Dari para alumni, sekolah memeperoleh masukan tentng kekurangan sekolah yang perlu dibenahi, upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk perbaikan.
3. Hubungan sekolah dengan dunia usaha atau dunia kerja
Biasanya ini merupakan bidang garapan guru bimbingan dan konseling. Pelaksanaannya:
1) Mengundang tokoh yang berhasil untuk datang ke sekolah
2) Mengirim para anak didik ke dunia usaha atau dunia kerja
4. Hubungan dengan instansi lain
1. Hubungan dengan sekolah lain, dapat juga dibina melalui MGMP, MKS, MGP, K3S, K3M (Kelompok Kerja Kepala Madrasah)
2. Hubungan dengan lembaga atau badan-badan pemerintahan swasta, contohnya kerjasama dengan bank dalam rangka penggalangan dana “gemar menabung” pelajar.
F. PERANAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT
1) Media langsung
Yang tergolong media langsung adalah:
a. Rapat-rapat formal yang diadakan sekolah dengan mengundang orang tua siswa dan tokoh-tokoh masyarakat.
b. Pekan pendidikan
c. Hari ulang tahun sekolah
d. Karya wisata
e. Kunjungan rumah (home visit) untuk mengetahui lebih jauh tentang situasi rumah anak didik tertentu.
2) Media tidak langsung
Yang dimaksud dengan media tidak langsung disini adalah media tanpa tatap muka. Sekolah mengadakan hubungan dengan masyarakat melalui:
a. Media cetak berupa: bulletin atau majalah sekolah, koran, brosur, leaflet atau booklet.
b. Media elektronika: telepon, siaran radio dan televisi, vidio kaset, slide dan komputer.
G. POLA PELAKSANAAN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT
1. Perencanaan
a. Identifikasi masalah
b. Perumusan masalah
c. Perumusan tujuan
d. Analisis dan seleksi alternatif pemecahan masalah
e. Identifikasi sumber penunjang atau hambatan, untuk perumusan masalah, perumusan tujuan dan analisis seleksi alternatif pemecahan masalah.
f. Penyususnan program
g. Menyusun jadwal pertemuan dan kegiatan tahun pelajaran.
2. Pelakanaan
a. Menyampaikan rencana di atas kepada orang tua siswa melalui rapat berturut-turut, pengurus BP3, perwakilan orang tua siswa tiap kelas maupun dalam rapat pleno waktunya akhir Juli sampai dengan awal Agustus.
b. Mengundag para alumni melalui pengurusnya untuk hal yang sama. Jika belum ada pengurusnya, disahakan membentuknya. Waktunya juga Agustus.
c. Mengumpulkan orang tua siswa tertentu tadi dan beberapa tokoh masyarakat juga untuk maksud yang sama.
3. Pengorganisasian
a. Mengukuhkan atau memilih pengurus baru BP3, alumni dan panitia (sesuai tuntutan)
b. Menjelaskan uraian tugas dan kerangka organisasi sehingga jelas siapa menangani apa bertanggung jawab kepada siapa. Kaitan tugas dan wewenangnya bagaimana dan sebagainya.
c. Menyusun program kegiatan
4. Laporan atau awal tahun pelajaan
a. Setiap semester dibuat laporan terinci dan disampaikan kepada anggota
b. Laporan atau awal tahun pelajaran
Melalui pengawasan dan laporan ini akan dapat diukur pelaksanaan atau (implementasi) program tadi. Kriteria keberhasilan seperti: jumlah yang diterima pada sekolah yang disenangi atau unggulan meningkat, kerjasama dengan orang tua bertambah baik dapat dipakai sebagai pengukur keberhasilan. Kemudia hasil tersebut digunakan sebagai feedback untuk menyusun program berikutnya.
Demikianlah Artikel Manajemen Humas Pendidikan, Semoga dengan adanya artikel singkat seperti Informasi postingan Manajemen Humas Pendidikan ini, Anda benar benar sudah menemukan artikel yang sedang anda butuhkan Sekarang. Jangan lupa untuk menyebarluaskan informasi Manajemen Humas Pendidikan ini untuk orang orang terdekat anda, Bagikan infonya melalui fasilitas layanan Share Facebook maupun Twitter yang tersedia di situs ini.