Antara Tinta dan Kertas: Bersatu dan Berbeda

Antara Tinta dan Kertas: Bersatu dan Berbeda - Selamat datang di blog Sejarah Aceh, Info kali ini adalah tentang Antara Tinta dan Kertas: Bersatu dan Berbeda !! Semoga tulisan singkat dengan kategori Codicology !! ini bermanfaat bagi anda yang membutuhkan. Dan untuk anda yang baru berkunjung kenal dengan blog sederhana ini, Jangan lupa ikut menyebarluaskan postingan bertema Antara Tinta dan Kertas: Bersatu dan Berbeda ini ke social media anda, Semoga rezeki berlimpah ikut di permudahkan sang khalik yang maha kuasa, Selengkapnya lansung lihat infonya dibawah -->



Alat penyimpan pena dan tinta,
Koleksi Museum Aceh
Pada saat Birmingham University menemukan bagian parkamennya dari al-Quran tertua yang diperkirakan berasal pada era Rasulullah. Disebutkan bahwa naskah berbahan kulit kambing tersebut berasal antara 568 hingga 645 M, tak lama setelah Nabi Muhammad wafat (632 M). Kesimpulan tersebut diperoleh atas uji radiokarbon pada dua lembar perkamen naskah M 1572a berisi penggalan teks Alquran koleksi Perpustakaan the University of Birmingham oleh Alba Fedeli untuk disertasinya telah membanggakan banyak pihak, termasuk universitasnya, yang kini naik peringkat di dunia.
Antara keterkejutan dan atau euforia tersebut, tidak semuanya serta merta menerima, dan tentu penuh tanda tanya. Misalnya saja, kenapa saat ini diumumkan?, kemudian darimana asal manuskrip ini diperoleh? Dimana disimpan sebelumnya? Bagaimana proses penilaian media naskah (parkemen) tersebut sehingga menghasilkan kesimpulan yang sangat mengejutkan.? Akan tetapi, tidak jauh berbeda dengan penemuan lainnya, seperti penemuan kitab Injil di Turki, dan lain sebagainya.
Sebenarnya banyak tulisan yang kemudian "sedikit" menyangkal pemberitaan di atas, beberapa media mungkin sedikit memojokkan, akan tetapi, dalam dunia keilmuan dan intelektual, ini harus diapresiasi, sebagai sebuah perhatian dan perkembangan dunia intelektual, terutama dunia pernaskahan.
Ada dua hal penting, di antara yang lainnya, bahwa menilai naskah tidak hanya satu sisi penilaian, misalnya hanya melihat media (bahan) naskah, kertas Eropa, loka, papirus, atau bahan lainnya yang digunakan sebagai alat untuk menulis.
Perhatian lainnya yang harus dilihat adalah tinta tulisan yang digunakan untuk menulis. Tentu akan sangat berbeda tinta pada setiap zamannya. Dalam hal ini, ada benarnya Helit Eren dari Penelitian Sejarah Islam, Seni, dan Budaya di Turki untuk memeriksa kembali tinta yang digunakan. Dalam beberapa kasus, perbedaan tersebut terkadang mencapai setengah abad ataupun lebih.
Kasus ini sama dengan beberapa naskah yang saya temukan di Luar Negeri, Beberapa koleksi di Malaysia dan Aceh misalnya, naskah yang tersimpan di beberapa museum (kolektor) perlu diteliti keakuratan melalui media alat tulis (tinta), walaupun terkadang naskah atau kertas yang digunakan memiliki watermark, namun penulisan naskah dan tentunya tinta yang digunakan pada era selanjutnya, termasuk pena (alat tulis) yang digunakan antara masa lalu dengan sekarang.
Dalam dunia pernaskahan Jawi (dan termasuk Aceh), paleografi teks juga merupakan salah satu media untuk mengukur umur penulisan naskah, sebab tradisi di Nusantara, naskah-naskah dapat mengalami perubahan -baik penambahan ataupun pengurangan- di tangan penyalin naskah. Dalam teks Arab, perkembangan kaligrafi merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan era penulisan teks.



Berikut artikel dari media yang memuat tentang sangkalan manuskrip bagian dari al-Qur'an di Birmingham:
Temuan Alquran tertua yang diklaim Universitas Birmingham memunculkan pro dan kontra. Arkeolog Turki menilai, mushaf Alquran di Istana Topkapi merupakan yang paling lengkap namun bukan yang tertua.
"Kami minta pihak Universitas Birmingham mengirimkan mushaf tersebut. Namun, muncul pertanyaan berapa banyak lembaran yang bakal dikirimkan. Sama sekali tidak ada informasi soal itu," ucap Direktur Jenderal Penelitian Sejarah Islam, Seni, dan Budaya (IRCICA), Halit Eren, seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (29/7).
"Di internet, mushaf itu hanya dua lembar. Jika itu benar, maka mushaf Alquran di Museum Topkapi merupakan yang terlengkap. Ini artinya bahwa perlu dilakukan analisi radiokarbon dalam mushaf," paparnya.
Sebelumnya, peneliti di Birmingham mengklaim mushaf itu ditulis pada periode 568-645 masehi dengan akurasi 95.4 persen. Sementara, Nabi Muhammad diyakini hidup pada 570-632 masehi. Ini artinya, temuan itu merupakan mushaf yang ditulis pada masa hidup Nabi. Mushaf tersebut terdiri dari Surat 18-20 dengan tulisan bergaya Hijaz.
Eren menegaskan, pihaknya telah bekerja sejak tahun 2005 untuk mengidentifikasi mushaf Alquran tertua di dunia. "Kami telah publikasikan mushaf Alquran yang ditulis selama era Ustmaniyah. Kemudian pula, kami publikasikan mushaf Yaman yang ditulis pada era Khalifah Ali, serta mushaf Kairo yang ditulis pada era Khalifah Usman," kata dia.
Mantan Menteri Agama Tayyar Altıkulaç yang melakukan idenfikasi menyimpulkan mushaf itu bukan berasal dari masa Nabi.
"Namun, saya percaya bahwa itu mungkin telah ditulis selama kekhalifahan Utsman, sahabat, atau sahabat Nabi Muhammad. Sahabat itu menulis koleksi yang melibatkan bagian-bagian tertentu dari Quran. Padahal, ketika Nabi Muhammad masih hidup, tidak ada yang berpikir tentang pengumpulan ayat-ayat," kata dia

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/07/29/ns85dh366-tinta-manuskrip-alquran-birmingham-tidak-dipakai-saat-era-nabi



Demikianlah Artikel Antara Tinta dan Kertas: Bersatu dan Berbeda, Semoga dengan adanya artikel singkat seperti Informasi postingan Antara Tinta dan Kertas: Bersatu dan Berbeda ini, Anda benar benar sudah menemukan artikel yang sedang anda butuhkan Sekarang. Jangan lupa untuk menyebarluaskan informasi Antara Tinta dan Kertas: Bersatu dan Berbeda ini untuk orang orang terdekat anda, Bagikan infonya melalui fasilitas layanan Share Facebook maupun Twitter yang tersedia di situs ini.